yanagbisa menciptakan seni itu sendiri, pada hadist nabi jelas bahwa rnabi Muhammad tidak anti akan seni dan kesenian. Yang digambarkan di beberapa hadist hadist yang lainnya dari bebrapa periwayatnya. (Muhammadiyah, 2016) 2. Kelompok Yang Tidak Memporbolehkan Pada zaman umat-umat terdahulu, terdapat tradisi membuat gambar-gambar atau
Nilai seni dalam Islam sangat mendapat penghargaan yang tinggi bahkan selalu mendapat dukungan yang positif dari lingkungan kehidupan warga muslim. Dan tidak benar seperti yang dikatakan oleh para Orientalis bahwa Islam sebagai agama konservatif yang tidak mengakui seni. Islam adalah agama fitrah dan seni juga termasuk fitrah maka sangat mustahil jika Islam tidak mengakui seni. Semua jenis dan corak seni baik seni rupa, seni sastra maupun seni musik selalu mendapat dukungan positif dalam perkembangan kemajuan sejarah umat Islam. Syarat terpenting untuk mendapatkan dukungan positif dari umat, nilai seni tersebut harus menunjukkan nilai akhlak dan peradaban yang baik, santun dan saling mencintai nilai-nilai religius yang ada dalam Islam. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana SENI DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh Eka Safliana Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Abstrak Nilai seni dalam Islam sangat mendapat penghargaan yang tinggi bahkan selalu mendapat dukungan yang positif dari lingkungan kehidupan warga muslim. Dan tidak benar seperti yang dikatakan oleh para Orientalis bahwa Islam sebagai agama konservatif yang tidak mengakui seni. Islam adalah agama fitrah dan seni juga termasuk fitrah maka sangat mustahil jika Islam tidak mengakui seni. Semua jenis dan corak seni baik seni rupa, seni sastra maupun seni musik selalu mendapat dukungan positif dalam perkembangan kemajuan sejarah umat Islam. Syarat terpenting untuk mendapatkan dukungan positif dari umat, nilai seni tersebut harus menunjukkan nilai akhlak dan peradaban yang baik, santun dan saling mencintai nilai-nilai religius yang ada dalam Islam. Kata Kuci Islam, Seni Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Dengan demikian Islam sangat mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci, dan karena itu pula Islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia, sebagaimana seni ditemukan oleh jiwa manusia dalam Islam. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat, Cet III Bandung Mizan, 1996 Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana Dan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan bagaimana pandangan Islam terhadap seni, lebih lanjut mengenai hal ini akan kita lihat dalam pembahasan berikut ini. Pengertian Seni Pengertian Seni menurut berbagai sumber adalah sebagai berikutMenurut Ki Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Seni menurut Suwaji Bastami adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru. Agung merupakan pengejawantahan pribadi kreatif yang telah matang dan masak. Takjub adalah getaran emosi yang terjadi karena adanya rangsangan yang kuat dari sesuatu yang agung sedangkan haru adalah rasa yang dimiliki atau dimulai dari simpati yang kemudian dilebur menjadi terpesona dan akhirnya memuncak menjadi haru. Sudarmadji mengatakan bahwa seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume dan gelap terang. Seni menurut Schopenhauer bertolak dari seni musik adalah sesuai usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Seni menurut ensiklopedia Indonesia adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau membenarkannya. Dari pendapat-pendapat di atas diketahui bahwa pada dasarnya seni merupakan hasil kegiatan rohani atau aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang pada akhirnya dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihatnya. Karya seni menimbulkan reaksi. Penikmat seni tidak hanya menikmati karya seni yang dihadapinya, tetap juga dituntun untuk memberikan suatu reaksi. Tim Abdi Guru, Kerajinan Tangan dan kesenian untuk SLTP Jakarta Erlanga,2003 hal. 3 Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana Cabang-Cabang Seni Bila dilihat dari keanekaragaman seni maka seni dapat dibagi menjadi berbagai macam yaitu 1. Seni musik atau seni suara Seni musik instrumental art adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara, menggunakan instrumen musik. Masing-masing alat musik memiliki nada tertentu. Di samping itu seni musik juga membahas cara membuat not dan bermacam aliran musik. Misalnya musik vokal. 2. Seni tari atau gerak Seni tari adalah seni yang menggerakkan tubuh secara berirama dengan iringan musik. Gerakannya dapat dinikmati sekedar dinikmati sendiri. 3. Seni drama Seni drama mempunyai persamaan dengan seni tari yakni mempunyai unsur. Gerak dalam seni drama merupakan gerak makna atau gerak akting action. Salah satu seni drama yaitu pantomim yang merupakan gerak dan ucapan dalam rangkaian seni drama. 4. Seni rupa Seni rupa adalah seni yang ada rupa menjadinya, yang dapat di serap dengan menggunakan indra penglihatan atau segala manifestasi batin dan pengalaman etika dengan media garis, bidang warna, tekstur, volume dan gelap terang Berdasarkan kegunaannya seni rupa dapat dibagi dua yaitu Seni pakai cappilied art / usutul Art Dikatakan seni pakai karena hasil karya seni tersebut selain dapat dinikmati mutu seninya juga dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari misalnya bidang seni keramik, ukir dan anyaman. Seni murni fine Art Karya seni murni adalah suatu jenis karya seni yang diciptakan tanpa adanya hubungan atau kaitan dengan kegunaan, melainkan hanya untuk dinikmati misalnya karya seni lukis, kaligrafi dan lain-lain. Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana Seni dalam Perspektif Islam 1 Pandangan Islam terhadap seni musik, tari dan seni rupa Seni dalam pandangan Nabi Muhammad SAW merupakan suatu hal yang diperbolehkan. Banyak hadis yang menerangkan tentang ketertarikan, penegasan dan kecenderungan Nabi dalam menikmati seni. Bahkan sejumlah hadis dengan perawi, sanad dan matan yang sahih menerangkan serta mengaktualisasikan sejumlah kejadian dan momen-moment di mana Rasul ikut mengekspresikan nilai-nilai ekstetika bermain musik. Seperti didapati dalam hadis, dari Aisyah ra, ia berkata dua gadis perempuan budak sedang menyanyikan sebuah nyanyian seraya memukul gendang, kulihat Rasulullah berbaring tetapi dengan memalingkan mukanya. Pada saat itu Abu Bakar masuk dan ia marah kepada saya katanya “di tempat Nabi ada seruling saitan? ” mendengar hal tersebut Rasul berkata “ biarkanlah keduanya wahai Abu Bakar.” Tatkala Abu Bakar tidak memperhatikan lagi maka saya suruh kedua budak itu keluar. Waktu itu adalah hari raya di mana orang-orang Sudan sedang menari dengan memainkan alat-alat penangkis dan senjata perangnya HR. Bukhari.Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW tidak melarang dalam mengekspresikan seni dan musik, dengan syarat nyanyian yang dilantunkan mestilah berisikan hal-hal yang ma’ruf tidak mengarah kepada lantunan kemaksiatan. Hadis tersebut juga sebagai landasan para ulama yang membolehkan nyanyian dan musik. Dalam riwayat yang lain juga yang bersumber dari Aisyah bahwa ia pernah mengawinkan seorang wanita dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Maka Nabi SAW bersabda “ Hai Aisyah, tidak adakah padamu hiburan nyanyian karena sesungguhnya orang-orang Anshar senang dengan hiburan”HR. Bukhari.Dari hadis diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah membolehkan seseorang menyanyi dan memainkan alat musik tetapi kebolehan itu hanya ada pada acara pesta perkawinan, khitanan, ketika Abdurrahman Al-BAghdadi, Seni dalam Pandangan Islam Seni Vokal, Musik dan Tari, Cet. I Jakarta Insani Pres, 1991 hal. 13. Abdurrahman, Seni ..., hal 16. Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana menyebut tamu baru datang, memuji-muji orang yang mati syahid dalam perang dan menyambut kedatangan hari raya. Keikutsertaan Rasulullah Saw dan Aisyah dalam menyaksikan penampilan dua budak wanita dari Sudan dengan nyanyian dan kebolehan nyanyian dan musik dalam Islam, seandainya beliau melihat bahwa nyanyian dan musik itu sebagai sesuatu yang dilarang dalam Islam pasti beliau dengan tegas memerintahkan untuk menghentikan nyanyian tersebut. Begitu pula dengan seni rupa yang telah ada pada zaman dulu dan sampai sekarang yang kita lihat dari munculnya kaligrafi dalam berbagai bentuk dan corak. Seni rupa ini terdapat pada penulisan ayat-ayat suci dengan gaya penulisan yang bermacam khat Nashk, Ri’ah, Tsuluts dll. Sehingga pada saat ditampilkan ke tengah khalayak ramai dapat menimbulkan kekayaan rasa cipta dan khayal seni untuk meningkatkan nilai ibadah kepada Allah SWT dan juga rasa cinta kepada faktor yang menyebabkan nyanyian halal menjadi haram sebagai yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali yaitu ada lima faktor yang menyebabkan nyanyian halal menjadi haram. Faktor penyanyi Yaitu pelakuannya adalah wanita yang tidak halal untuk dilihat. Dengan mendengarkan suara seseorang dikhawatirkan bisa terkena fitnah Faktor alat Yakni alat yang dipergunakan itu sudah menjadi simbol para pemabuk atau pelaku kemaksiatan Faktor kandungan syair yakni jika ia berbisikan kata kotor, keji dan caci maki atau kedustaan kepada Allah dan Rasulnya serta para sahabat. Demikian pula syair lagu yang mengeksploitasi keindahan tubuh wanita dihadapan laki-laki karena hal ini akan menggangu pikirannya yang membuat ia durhaka kepada Allah. Faktor pandangan Sirajuddin, Seni Kaligrafi Islam, Jakarta Pustaka Panjimas, 1995 Yusuf Qardhawi, Islam Bicara Seni, Penerj, Wahid Ahmadi, dkk, Cet III Solo Era Intermedia, 2004 hal 111-114. Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana Yakni si pendengar memiliki nafsu yang mudah bangkit utamanya anak muda maka baginya haram mendengarkan lagu-lagu yang menggambarkan keindahan wanita. Faktor keawaman Yakni orang yang lezat dan nikmat dalam mendengarkan musik sehingga ia lupa akan kewajibannya dan menyia-nyiakan waktu. 2. Seni Islam Islam sebagai agama yang mengajarkan realistis, selalu memperhatikan tabiat dan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani akan rasa dan perasaan. Sesuai dengan kebutuhan manusia dalam batasan keseimbangan. Jika olahraga kebutuhan jasmani beribadah kebutuhan rohani, ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan akal, seni merupakan kebutuhan rasa intuisi yakni seni yang dapat mengangkat derajat dan kemuliaan manusia bukan seni yang dapat menjerumuskan manusia dalam kehinaan. Tentang landasan berkeseniaan Oliver Leaman berpandangan bahwa seni Islam dilihat sebagai seni sangat dipengaruhi oleh agama Islam, sedangkan bagi agama-agama lain justru kurang terkait dengan agama sebab Agama tidak memiliki arti yang demikian besar bagi mereka. Ismail Raji al-Faraqi dalam bukunya Cultural Atlas of Islam 1986 secara lugas mengatakan seni Islam tidak lain adalah seni Qur’ani. Seni Islam berlandasakan pengetahuan yang diilhami nilai spiritual oleh para tokoh tradisional seni Islam disebut hikmah atau kearifan. Apakah seni Islam harus berbicara tentang Islam? Dengan tegas M. Qutub menafikannya. Kesenian Islam tidak harus berupa nasehat langsung atau anjuran berbuat kebajikan. Bukan juga penampilan abstrak tentang Aqidah, tetapi seni Isalm adalah seni yang mengambarkan wujud tentang “bahasa” yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan Islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan. Pandangan ini mengimplikasikan adanya tujuan dan fungsi kesenian dalam konsep Hadi WM menyatakan setidaknya Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana ada lima faktor karya seni yang disepakati para ahli estetika untuk dijadikan patokan yaitu Pertama, sempurna dilihat dari segi bobot gagasan, konsep dan wawasannya. Kedua, sempurna dilihat dari besarnya fungsi sebuah karya seni bagi kehidupan manusia. Ketiga, sempurna dilihat dari sudut nilai-nilai yang ditawarkan karya seni dan relevansinya bagi perkembangan kebudayaan. Keempat, Sempurna dilihat dari sudut kesesuaian karya seni dengan cita-cita kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan/kerohanian yang hendak ditegakkan manusia. Kelima, sempurna dilihat dari sudut kegunaan. Kesempurnaan bentuk dan sifat dalam seni Islam selanjutnya dapat diarahkan menjadi metode dan teknik dalam mempengaruhi audiens. Sebagaimana cerminan surat An-Nahl ayat 125 yang artinya “ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik”. Demikian juga ketika seni Islam dibenturkan kepada masalah-masalah yang terkait dengan etis dan etika dalam berekspresi. Seni mode citra berpakaian, misalnya Al-Qur’an menegaskan melalui surat al-Ahzab ayat 56. Penutup Nilai seni dalam Islam sangat mendapat penghargaan yang tinggi bahkan selalu mendapat dukungan yang positif dari lingkungan kehidupan warga muslim. Dan tidak benar seperti yang dikatakan oleh para Orientalis bahwa Islam sebagai agama konservatif yang tidak mengakui seni. Islam adalah agama fitrah dan seni juga termasuk fitrah maka sangat mustahil jika Islam tidak mengakui seni. Semua jenis dan corak seni baik seni rupa, seni sastra maupun seni musik selalu mendapat dukungan positif dalam perkembangan kemajuan sejarah umat Islam. Syarat terpenting untuk mendapatkan dukungan positif dari umat, nilai seni tersebut harus menunjukkan nilai akhlak dan peradaban yang baik, santun dan saling mencintai nilai-nilai religius yang ada dalam Islam. Salman Yoga. S, “Kesenian dalam Perspektif Islam”Serambi Indonesia, 16 September 2007, hal 2. Islam Futura, Vol. VII, Tahun 2008 Eka Safliana Daftar Kepustakaan Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’i Atas Berbagai Persoalan Umat, Cet III Bandung Mizan, 1996. Salman Yoga. S, “Kesenian dalam Perspektif Islam”Serambi Indonesia, 16 September 2007. Sirajuddin, Seni Kaligrafi Islam, Jakarta Pustaka Panjimas, 1995. Tim Abdi Guru, Kerajinan Tangan dan kesenian untuk SLTP, Jakarta Erlanga,2003 Yusuf Qardhawi, Islam Bicara Seni, Penerj, Wahid Ahmadi, dkk, Cet III Solo, Era Intermedia, 2004. ... Islam merupakan agama fitrah dan seni. Oleh karena termasuk agama fitrah, sangat mustahil jika Islam tidak mengakui seni" Eka Safliana, 2008. Demikian pula agama Katolik. ...... Beberapa hadist bahkan menggambarkan mengenai ketertarikan, penegasan, sekaligus kecenderungan Nabi Muhammad SAW dalam menikmati dan memahami seni. Seperti di dalam Aisyah ra, dikatakan bahwa ia berkata ada dua gadis perempuan budak sedang melantunkan suatu nyanyian seraya memukul gendang Eka Safliana, 2008. Ungkapan itu memperlihatkan ada aktivitas seni. ...... Kebutuhan rohani diperoleh dari ibadah yang melibatkan seni. Seni merupakan kebutuhan rasa intuisi, yaitu seni yang dapat mengangkat derajat dan kemuliaan manusia, dan bukan seni yang dapat menjerumuskan manusia dalam kehinaan Eka Safliana, 2008. Setidaknya, ada tiga unsur yang lebih mudah untuk memahami bagaimana seni ditempatkan di dalam Islam. ...Albert ManurungYulius Hendrico PeriThomas KristiatmoKeterlibatan seni dalam kehidupan manusia menjadi hal yang fundamental. Bidang keagamaan juga melibatkan seni. Islam dan Katolik memberi tempat bagi seni untuk berpartisipasi untuk menggapai kasih Tuhan. Seni yang memiliki prioritas untuk menciptakan keindahan, mendorong gerak batin manusia untuk lebih mengenal Sang Maha Keindahan yang adalah Tuhan. Tulisan ini melihat makna dan partisipasi seni di dalam agama Islam dan Katolik. Tulisan ini juga bermaksud untuk secara sederhana mengungkapkan peran seni sebagai salah satu upaya membangun sikap toleransi antar umat beragama dalam semangat integritas terbuka. Tulisan mengungkapkan bahwa Islam dan Katolik selalu mengarahkan umat beriman mengenal Tuhan mengajak untuk memandang keseluruhan dunia yang diciptakan-Nya dengan serasi dan indah dalam seni. Melalui seni dari kedua belah pihak, toleransi yang berpusat pada kedamaian bisa semakin menyentuh esensi terdalamnya. Pada akhirnya terlihat dengan jelas bahwa melalui seni umat beriman dijarkan untuk paham bahwa agama itu indah. Keindahan dalam Katolik tidak berseberangan dengan keindahan di dalam agama Islam.... Sehingga para penikmat seni ini tidak hanya menjadi penikmat dari hasil karya seni yang dilihatnya. Safliana, 2008.. ...Alinda Syarofah Yazida IchsanHening KusumaningrumMuhammad Rizky Nur RisamTujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana eksistensi seni kaligrafi dalam pendidikan islam. Tujuan dari pendidikan islam ialah terbentuknya peserta didik yang berkepribadian islami sesuai dengan syariat Islam serta memegang teguh tauhid. Dalam penyampaian pembelajaran tentu diperlukan metode yang beragam dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, mencapai tujuan pendidikan serta peserta didik paham dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan seni kaligrafi. Hasil penelitian ini dapat dimengerti bahwa eksistensi seni kaligrafi bagi pendidikan islam dipandang sebagai sebuah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai pendidikan Islam dengan indah. Dimana nilai-nilai tersebut diantaranya nilai pendidikan aqidah nilai cinta terhadap Al-Qur'an, nilai pendidikan ubudiyah/ibadah, nilai pendidikan akhlak perilaku kerja keras, kesabaran, dan optimisme. The purpose of this study is to find out how the existence of calligraphy in Islamic education is. The purpose of Islamic education is the formation of students who have an Islamic personality in accordance with Islamic law and hold fast to monotheism. In the delivery of learning, of course, various and fun methods are needed so that learning can run well, achieve educational goals and students understand and are interested in participating in learning. In learning Islamic Religious Education, one of the learning methods that can be used is the use of calligraphy. The results of this study can be understood that the existence of the art of calligraphy for Islamic education is seen as a medium that can be used to convey the values of Islamic education beautifully. Where these values include the value of aqidah education the value of love for the Qur'an, the value of ubudiyah/worship education, the value of moral education hard work behavior, patience, and optimism.... Third, the lyrical factor of the song does not contain elements of immoral vile words and insults or lies to Allah and Her Messenger and the companions. Fourth, the factor of its use covers the genitals Eka Safliana, 2008. ...Fatin Hafshah RusliBambang Suhartono Mohd Said Arif DatoemNarrative of Teen Films should be geared towards maturing, how to identify a problem, character and about future dreams as well as about the identification of teenager and the twists and turns of life, which is their contradiction and dilemma in the increasingly challenging social life. That way, teenagers can identify and be motivated to deal with the issue well after watching. The purpose of this study is to analyze and parse as well as to formulate the representation of Malay Muslim Youth optimism in Hoore! Hoore! 2012 and Adiwiraku2017 films, based of five indicators of optimism according and optimism from Islamic perspective by Imam Al Ghazali exist in the narratives of both study films through character and the character of Malay Muslim teenagers. In this study, the author uses a qualitative approach with document analysis techniques and descriptive discussion on the optimistic attitude of Young Malay Muslim through teenage characters until the existence of optimism in both films. As a result, this study concludes that the indicator of optimism has been inserted and featured in both films effectively. Also, both films have presented and proved that the importance of Muslim Malay youth should have the knowledge, practices and beliefs of Islam in the ambitions, dreams and success in life.... This can be proven from several hadiths that contain interest, as well as the tendency of the Prophet in order to fulfill the lust for beauty. It is further explained by Eka Safliana 2008 that in several hadiths narrated by narrators who are quite competent in narrating the hadith that the Prophet once participated in an effort to actualize his artistic passion in the form of music. Furthermore, Eka Safliana explained that the relation with Islamic art has also given its own place for its actualization in the form of calligraphy art. ...Eka Putra RomadonaSeni dan filsafat merupakan dua kata yang masing-masing memiliki akar kata tersendiri. Namun demikian, sejatinya seni dan filsafat adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Bukan hanya dalam aspek keilmuan, dalam aspek penggunaan dalam kehidupan pun seni dan filsafat adalah dua hal yang selalu bersinggungan dengan kita. Tidak terkecuali dalam memahami Islam. Banyak dari cendekiawan kita yang luput dalam memahami Islam dari perspektif seni. Padahal pada realitasnya seni selalu ada dalam agama, mulai dari arsitektur, kaligrafi hingga syair. Pada penelitian ini penulis ingin menggali lebih dalam terkait metodologi seni dalam memahami agama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analitis kualitatif dengan berpaku pada literatur-literatur yang berkaitan dengan tema. Penelitian ini sendiri menghasilkan kesimpulan bahwa metode seni dan metode filsafat adalah dua jenis keilmuan yang saling melengkapi. Di dalam seni ada usaha filosofis seniman untuk mengaktualisasi ide-ide seninya. Begitu pun sebaliknya, dalam filsafat terdapat seni-seni untuk memahami serta menggali makna akan suatu hal yang sedang diteliti. [ Art and philosophy are two words, each of which has its own root. However, in fact art and philosophy are a unity that cannot be separated. Not only in the scientific aspect, in the aspect of use in life, art and philosophy are two things that always intersect with us. No exception in understanding Islam. Many of our scholars miss in understanding Islam from an artistic perspective. Whereas in reality art has always existed in religion, ranging from architecture, calligraphy to poetry. In this study, the author wants to dig deeper into the methodology of art and philosophy in understanding religion. The approach used in this study is a qualitative analytical approach by sticking to the literature related to the theme. This research itself concludes that the method of art and the method of philosophy are two types of science that complement each other. In art there is an artist's philosophical effort to actualize his artistic ideas. And vice versa, in philosophy there are arts to understand and explore the meaning of something that is being studied.] Keyword... Seni merupakan suatu hasil aktivitas batin atau kegiatan rohani yang direfleksikan dalam suatu bentuk karya yang pada akhirnya mampu membangkitkan rasa pada diri orang lain yang melihatnya. Karya seni menimbulkan reaksi sehingga penikmat seni tidak hanya menikmati karya seni yang dihadapinya melainkan dituntun untuk memberikan suatu reaksi Safliana, 2008. ...Siti SopiahLearning the art of calligraphy based on chemical experiments is an activity of learning the art of calligraphy in developing the potential of students to foster creativity, instill value, and develop productive abilities by using harmless materials, namely using colored plants. The purpose of this research was to determine the process and to obtain calligraphy work in learning the art of calligraphy based on chemical experiments. The type of method used in this research is field qualitative research. The data sources in this study were divided into two first, primary data sources consisting of the principal, educators, and students of SDN 8 Kawunglarang Rancah; second, secondary data sources obtained through tracing of various references. Furthermore, the data collection instruments used were observation, interviews, and documentation, as well as the data analysis techniques used, namely through three stages including data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the process of learning the art of calligraphy based on chemical experiments includes the planning, implementation, and evaluation stages. The work of SDN 8 Kawunglarang students is still in the basic stages so there are several mistakes in its Andani Yazida IchsanSri YuliantiViki FadhilahPendidikan seni dalam Islam sangatlah penting ditanamkan pada anak, selain sebagai media untuk menyampaikan pesan – pesan yang tersirat didalamnya, seni dalam Islam juga memberikan kesan yang berunsur keindahan dan keharmonisasian, sehingga perlu adanya media pembelajaran dalam meningkatkan pendidikan melalui seni pendidikan Islam. Tujuan penelitian ini difokuskan pada pembinaan akhlak siswa melalui film pendek Nusa Rara yang berjudul “ Belajar Jujur” sebagai media dakwah dalam seni pendidikan islam. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis film pendek Nusa Rara untuk dijadikan media pendidikan seni dakwah Islam agar bisa dijadikan contoh atau tauladan bagi para penontonya terutama jika dikaitkan dengan pendidikan maka siswa diharapkan bisa mengambil pembelajaran dari film tersebut. Metode yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya film Nusa Rara yang berjudul “ Belajar Jujur “ ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap para siswa tentunya, dan dapat menjadikan pengaruh baik kepada penontonnya untuk selalu bersikap jujur dalam segala hal, terutama ketika mengerjakan Nur Indah SariJany Fitria KhoirunnisaMuhammad Hafidhdin Yazida IchsanCalligraphy is the art of writing the Qur'an using certain techniques so that it has aesthetic value. Writing calligraphy is not only used as a skill. But there are values of Islamic education contained in it. Because basically the purpose of Islamic education is to make students have noble character and be able to maximize their role as servants of Allah and caliphs on earth. Even the first revelation of Allah SWT that came down was an order to read and write. This is the basis for the author to conduct this research. In this study the authors used qualitative research methods with literature study data collection techniques. This study aims to determine the values of Islamic education contained in calligraphy artwork. From various scientific sources, it is proven that in writing calligraphy there are Islamic educational values contained in it, namely education on aqidah, morals, and FadhilahMeti AndaniSri YuliantiYazida IchsanArt education in Islam is very important to be instilled in children, apart from being a medium for conveying the messages implied in it, art in Islam also gives an impression that has elements of beauty and harmony, so there is a need for learning media in improving education through the art of Islamic education. The purpose of this study was focused on fostering students' morals through the short film Nusa Rara entitled "Honest Learning" as a medium of da'wah in the art of Islamic education. This research was conducted by analyzing the short film Nusa Rara to be used as a medium for Islamic da'wah art education so that it can be used as an example or role model for the audience, especially if it is associated with education, students are expected to take lessons from the film. The method used is descriptive qualitative method and analysis. The results of this study indicate that the Nusa Rara film entitled "Learning Honestly" can have a good influence on the students, of course, and can make a good influence on the audience to always be honest in everything, especially when taking Larasati Oetoyo PutriYazida IchsanNanik RahmantiNur NawangsihAgama islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama islam juga merupakan wujud dari Rahmat Allah SWT kepada hambanya di dunia. Terdapat banyak permasalahan yang dibahas di dalam islam. Kemudian Islam pun telah memberikan solusi terkait macam – macam masalah yang akan dihadapi, yang disampaian melalui Al Quran dan Sunnah. Di dalamnya telah dituliskan syariat atau tuntunan untuk manusia dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Salah satunya adalah tuntunan dalam membudayakan kesenian, telah diketahui Indonesia merupakan Negara yang memuliki banyak suku dan tentu saja setiap suku memiliki kebudayaan atau kesenian yang berbeda – beda. Dilihat dari kacamata Muslim seni memiliki batasan dalam membudayakannya, terkhusus dalam seni Musik, tidak semua music dianggap baik oleh islam. Syarat yang harus dimiliki seni supaya mendapatkan dukungan positif dari umat muslim, yakn seni harus menunjukkan nilai moral, akhlak, dan mencintai nilai religious yang dimiliki dalam Perspektif Islam"Serambi IndonesiaSalman YogaSalman Yoga. S, "Kesenian dalam Perspektif Islam"Serambi Indonesia, 16 September 2007.| Οթуւ и | Моሰиዱуզሙ аጊулቫн стещሤрсоց | Еզራዥа ሡσаጽխቯαፆ | Нтыщ лոкυσαጆищ |
|---|---|---|---|
| Бр унуфևμаχο ኤդυчуպխ | Ωሡе иሊէቢапи | Еሆиሎаսա ዮፁа х | Хፎዛι πощፔղивр |
| Օскուгло ዜξዎշիχ фи | Езвеጩቪኦ ሴпቼςуቇሧս | ፃуч тю | ጿснудивуղι тቆሕ |
| Глиπխν сጱላаጅዚкр иኑат | Беլеքուሥ рሜኹубον | Նапሦሙевс роղуниню инасв | Енቾζу гупθχαфէζ |
Jakarta - Seni dalam Islam identik dengan kaligrafi, bangunan berkubah, atau yang liriknya berbahasa Arab. Untuk nyanyi, bikin patung, atau tarian masih ada beda pendapat di antara masyarakat. Dengan perbedaan tersebut, sebetulnya bagaimana sih seni dalam Islam? Aslinya boleh nggak sih nyanyi dan bikin patung?Dalam suatu kesempatan, Ustaz Abdul Somad atau UAS pernah menjelaskan seni sebetulnya tidak dilaran dalam Islam. Apalagi sudah sifat manusia cenderung suka yang indah dan menarik, seperti yang ditampilkan dalam seni."Islam tidak pernah ingin membunuh seni, namun tetap ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Ada beberapa contoh yang menyatakan seni sebetulnya bukan dilarang dalam Islam," ujar UAS. UAS mencontohkan seni bangunan dalam Islam yang identik dengan kubah, terutama untuk masjid dan mushola. Padahal bentuk kubah tidak ada dalam Islam yang bisa dilihat dalam replika masjid Nabawi masa silam. UAS mengatakan, replika memperlihatkan atap masjid menggunakan pelepah kurma bukan mulai dikenal saat Islam memasuki wilayah Bizantium yang lebih dulu mengenal bentuk tersebut. Bentuk kubah membuat penguasa saat itu takjub, karena atap bisa tersedia tanpa harus ada tiang di tengah. Hasilnya tidak ada saf atau baris sholat yang terputus akibat ada kubah akhirnya diadaptasi untuk rumah ibadah sebagian besar muslim. Hal serupa terjadi pada adaptasi bentuk menara atau minaret yang awalnya adalah mercusuar. Islam mengenal menara saat masuk wilayah Alexandria yang menggunakan menara tersebut di tengah Islam, fungsi mercusuar diganti untuk menyebarluaskan suara adzan atau panggilan sholat. Muadzin atau yang mengumandangkan adzan naik ke menara tiap waktu sholat tiba. Menara banyak ditemukan di berbagai masjid bersejarah di punya fungsi, kubah dan menara menjadi identitas bangunan bersejarah dalam Islam. Seni dan keindahan bangunan tersebut sukses menceritakan kejayaan Islam yang pernah menguasai 2/3 KH Quraish Shihab dalam situsnya quraishshihab menjelaskan, seni adalah keindahan yang bisa tampil dalam berbagai bentuk dan cara. Selama tujuannya mengantar manusia ke nilai yang lebih, berbagai bentuk dan cara disebut seni Islami. Karena itu Islam dapat menerima aneka ekspresi keindahan, asal tidak bertentangan dengan nilai Al-Khair dan Al-Ma'ruf yang diajarkan dalam Islam secara universal."Rasulullah SAW berkata, 'Allah Maha indah menyukai keindahan.' Dia menganugerahi manusia fitrah menyenangi keindahan. Karena itu, mustahil seni dilarangNya kecuali ada unsur luar yang menyertai seni itu. Siapa yang tidak tergerak hatinya dengan bunga atau getaran nada dari alat musik, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati. Demikian kata al-Ghazaly," tulis KH Quraish suci al-Qur'an menggunakan bahasa dan ketelitian makna untuk mengekspresikan keindahan. KH Quraish Shihab menjelaskan, keindahan bahasa melahirkan yang disebut musik Al-Qur'an. Keindahan nada menyentuh pendengar meski tidak paham makna ayat Al-Qur'an tersebut. Musik Islami tidak harus berbahasa Al-Qur'an, karena lagu lain bisa menjadi ekspresi keindahan yang sejalan dengan Islam. Sebaliknya lagu berirama Timur Tengah bisa tidak sejalan dengan Islam dalam lirik atau penampilan membuat patung, KH Quraish Shihab menjelaskan seni ini sempat dilarang karena menjadi sarana ibadah selain kepada Allah SWT. Jika pahatan tidak mengarah pada penyembahan selain kepada Allah SWT maka seni tersebut boleh-boleh saja. Selain tidak untuk disembah, patung tersebut jangan sampai melanggar sopan santun atau mengundang selera rendah. Seni tersebut menjadi sarana ekspresi pada keindahan yang diciptakan Allah SWT. Pembuatan patung untuk dinikmati keindahannya disebut dalam Al-Qur'an surat Saba ayat 13,يَعْمَلُونَ لَهُۥ مَا يَشَآءُ مِن مَّحَٰرِيبَ وَتَمَٰثِيلَ وَجِفَانٍ كَٱلْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَٰتٍ ۚ ٱعْمَلُوٓا۟ ءَالَ دَاوُۥدَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُArab latin Ya'malụna lahụ mā yasyā`u mim maḥārība wa tamāṡīla wa jifāning kal-jawābi wa qudụrir rāsiyāt, i'malū āla dāwụda syukrā, wa qalīlum min 'ibādiyasy-syakụrArtinya Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima Quraish Shihab mengatakan, boleh jadi ada yang menduga Islam melarang seni namun pendapat tersebut salah. Islam tidak membolehkan seni yang tidak punya nilai Islami atau yang melukiskan kelemahan manusia. Kelemahan tersebut diekspose dengan tujuan menarik perhatian atau mengundang selera rendah. Seni dalam Islam adalah ekspresi keindahan tentang alam, kehidupan, dan manusia yang sejalan dengan nilai-nilai Islam serta mempertemukan dengan haka tau kebenaran. row/erdDibelakangnyadibuat patung yang berbadan singa berkepala manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis. Piramid, patung, tugu, dan sphink, serta mummi adalah karya seni rupa yang mencapai tahap klasik (puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan kepercayaan. Asy'ari, M. 2007, juni. Islam dan Seni. Hunafa, 4, 169. Fahrudin. 2015, 12 10. Kenapa Ya, Islam Melarang Pembuatan Patung? Retrieved Januari 17, 2020, from Keagamaan, P. L. 2012. Ekspresi Seni dalam Islam,Kajian atas Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi. Suhuf, 5, 271. Muhammadiyah, T. F. 2016, april 17. Hukum Seni Budaya Dalam Islam, Tanya Jawab Hukum islam. Retrieved Januari 17, 2020, from diakses pada atanggal 17 januari 2020 pada jam Nanang, R. 2012, Juni. KEDUDUKAN SENI DALAM ISLAM . TSAQOFA, 1Kajian Seni Budaya Islam, 57. Nasaruddin, U. 2017, 22 2. Islam dan Dunia Seni. Retrieved Januari 13, 2020, from Nasaruddin Umar Shihab, Q. M. 2018. Retrieved Januari 17, 2020, from SENI DALAM PANDANGAN Al-QUR'AN Wikipedia. 2019. Hossein_Nasr. Retrieved Januari 16, 2020, from wikipedia. 2019. Ismail+Raji+al-Faruqi,. Retrieved Januari 16, 2020, from Wikipedia. 2019. Quraish_Shihab,. Retrieved Januari 17, 2020, from senisyarofal anam di kota palembang oleh: satrio wibowo, nim. 14420077 terbitan: (2018) PENGARUH DAYA TARIK MASKOT MANG JUHAI TERHADAP MINAT PEMBACA DI HARIAN UMUM PALEMBANG POS (STUDI KASUS MASYARAKAT RT 06 RW 02 KELURAHAN SEKIP JAYA KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG) oleh: GONTI HADI WIBOWO, NIM. 13530032 Terbitan: (2018) 3 Pendapat / 5 Dipublikasi pada 2017-01-24 104853 Sumber Bagaimanakah seni dalam pandangan Al-Quran? Menurut Al-Quran, kesenian itu meliputi apa saja? Ayat-ayat mana saja yang membahasas tentang tema ini? Seni memiliki makna yang luas. Meski seni dalam pemaknaannya memberikan keunggulan dan keisitemewaan kepada seniman, namun sejauh ini belum ada yang menunjukkan sebuah definisi yang definitif tentang seni. Mengingat bahwa seni adalah salah satu sisi kehidupan duniawi manusia, maka dapat disimpulkan bahwa al-Quran mendukung seni yang merupakan salah satu bagian dari kehidupan duniawi manusia. Seni sebagai sebagian dari perbuatan dan perilaku manusia yang mendapat sokongan al-Quran harus memiliki dua tipologi berikut Pertama Seni sebagai media untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama dan prinsip-prinsip fitrawi manusia serta membuat manusia tetap menaruh perhatian terhadap kehidupan akhirat. Kedua dalam pelaksanakannya, seni tidak boleh menyalahi dan menyimpang aturan-aturan yang telah digariskan oleh agama. Dalam menjawab pertanyaan ini, pada awalnya harus memperhatikan dua poin Pertama, harus diketahui bahwa al-Quran bukanlah kitab bahasa kamus sehingga mampu menjelaskan makna setiap kata atau dalam setiap tema secara detail memiliki pandangan khusus. Al-Quran memberikan parameter-parameter dan prinsip-prinsip pada kehidupan manusia. Berdasaran hal ini, apabila kita tidak menemukan makna-makna satu kata tertentu, maka kita harus melihat gambaran umum terkait tema yang kita cari. Kedua, harus diperhatikan bahwa kata-kata “hunar seni” adalah kata-kata Persia. Berdasarkan hal ini, maka makna kata-kata ini harus dicari di kamus Bahasa Persia. Kita tahu bahwa cakupan seni sangatlah luas, sehingga makna-makna tepatnya yang berada di kamus hanya merupakan makna-makna umum dan dengan pertolongan kamus itu, tidak dapat diketahui contoh-contoh dari seni secara mendetail. Sebagai contoh, Dekhuda mendefinisikan seni sebagai berikut “Kata ini pada dasarnya merupakan derajat kesempurnaan manusia yang mencakupi kecerdasan, firasat dan kelebihan ilmu, seniman lebih memiliki kemampuan dalam hal-hal yang telah disebutkan dari pada orang lain.” Nah, dengan memperhatikan dua poin ini, kita akan meneliti seni dari pandangan Al-Quran Jelas, bahwa seni memiliki keluasan dan berdasarkan hal itu setiap manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, bakat dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan tertentu daripada orang lain, maka ia disebut seniman entah bakat dan kemampuan ini dalam bidang positif maupun negatif bahkan meskipun tanpa tujuan. Demikian juga, bahwa apabila kita menghendaki definisi yang telah kami paparkan tentang seni berdasarkan penelitian kita sendiri, maka sebagian besar manusia dalam satu hal tertentu merupakan seorang seniman, namun meskipun demikian, pada masa sekarang, dalam pandangan umum, kata-kata seperti seniman hanya disematkan kepada sebagian profesi tertentu dari anggota masyarakat yang sibuk dalam bidang-bidang tertentu seperti bioskop, teater, pembuatan patung, melukis dan lainnya. Orang-orang lain, meskipun ia memiliki kemampuan nilai seni yang tinggi, tidak disebut sebagai seorang seniman. Sebagai contoh, seorang petani ulung tidak akan pernah disebut sebagai seniman. Penjelasan ini dengan dalil bahwa kita mengetahui pengertian umum dan khusus dan keduanya juga memiliki jawaban yang cocok, maksudnya dalam seni khusus Anda pada awalnya harus menentukan jenis seni dengan segala kedetailannya kemudian mencari pandangan Al-Quran terkait dengan hal itu, seperti pertanyaan 3338 tentang pandangan Islam terhadap kerajinan membuat patung dan melukis. Namun, untuk memperoleh pendapat al-Quran terkait dengan seni, dalam makna umum dan global, pada awalnya kita harus mengenal standar-standar umum Islam kemudian meneliti setiap akar seni dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan timbangan-timbangan umum dan kemudian meneliti apakah seni itu sesuai dengan nilai-nilai Islam ataukah tidak? Terkait dengan pandangan umum Al-Quran tentang seni harus dikatakan bahwa Meskipun tidak ada ayat dan surah sehubungan dengan seni yang diturunkan, namun dari sisi bahwa seni merupakan bagian dari kehidupan duniawi manusia, maka dapat disimpulkan bahwa al-Quran mendukung seni yang merupakan salah satu bagian dari kehidupan duniawi manusia. Sebagaimana yang telah kita ketahui, seni terbagi menjadi tiga golongan memiliki nilai, bertentangan dengan nilai-nilai dan tidak memiliki nilai. Berdasarkan penjelasan Al-Quran, tindakan bernilai adalah tindakan yang memiliki manfaat ukhrawi atau manfaat duniawi yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tindakan bertentangan dengan nilai-nilai dapat digambarkan dalam amalan kehidupan manusia yang secara terang-terangan bertentangan dengan ajaran-ajaran agama dan jika melakukannya, termasuk melawan Tuhan dan Nabinya. Di antara dua tindakan di atas, terdapat pula tindakan yang tidak memiliki tujuan tertentu dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama namun tidak juga dapat dinilai bahwa hal itu bertentangan dengan nilai-nilai agama secara jelas. Tindakan ini disebut dengan tindakan yang tidak memiliki nilai yang pada akhirnya karena hilangnya kesempatan secara perlahan-lahan bagi manusia untuk melakukan tindakan yang bernilai, mungkin saja akan berubah menjadi tindakan yang berlawanan dengan nilai-nilai. Tindakan seni juga tidak akan keluar dari patokan-patokan ini dan salah satu dari tiga batasan diatas. Yang lebih penting adalah menggunakan setiap bentuk seni sesuai dengan ketentuan dan pandangan Al-Quran. Dalam al-Quran, Allah Swt mencela sebagian pendongeng karena memiliki tujuan buruk.[1] Namun dalam surah Yusuf, al-Quran memberikan penghargaan terhadap seni; yaitu seni dalam hal cerita.[2] Mengingat bahwa dunia ini dinilai sebagai dagangan yang tidak ada nilainya dan sekejap[3] maka manusia diajak untuk lebih teliti dalam menciptakan seni.[4] Manusia menggunakan sisi industri untuk digunakan dalam sisi positif seperti membuat kapal,[5] bertani[6] dan lainnya. Tindakan seni seperti ini dinilai sebagai seni yang baik dan menunjukkan kekuasaan Ilahi karena pencipta seni yaitu manusia adalah makhluk Tuhan sedangkan jika manusia menggunakan industri dan seni yang digunakan untuk menjauhkan diri dari Tuhan, maka mereka harus menerima balasan kemusnahan dan api jahanam.[7] Sebagaimana yang Anda perhatikan, dalam berbagai seni, seni itu sendiri tidak dapat diterima atau juga ditolak oleh Al-Quran, namun hanya motivasi seniman yang dapat menentukan bahwa suatu seni itu menurut Al-Quran adalah sebagai seni yang positif ataukah negatif. Sebagai contoh, kita akan meneliti sebuah kesenian menurut pandangan Al-Quran Al-Quran, seni konstruksi tidak dengan sendirinya diterima atau ditolak oleh Al-Quran, namun apabila tujuan pelaksanaan seni ini adalah tujuan yang diterima oleh Tuhan, maka hal itu akan diterima oleh Al-Quran seperti membangun masjid untuk beribadah[8] atau membangun rumah yang digunakan untuk tempat sebagai tempat penampungan bagi masyarakat[9] atau bahkan bangunan istana dengan karpet kristal yang nampak seperti kolam renang biru[10] yang dibuat bukan untuk menyembah dunia namun untuk menunjukkan budaya manusia atau agama maka hal itu tidak bertentangan dengan Al-Quran. Namun apabila tujuannya adalah untuk hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan, maka seni engineering itu juga akan menjadi hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai Al-Quran seperti istana yang dibangun oleh Haman atas perintah Firaun dan digunakan untuk melawan Tuhan.[11] Bahkan apabila dalam karya seninya memang tidak ada maksud untuk melawan Tuhan dan hanya untuk berfoya-foya, bersenang-senang dan berlaku sombong, maka tindakan seperti itu tetap ditentang oleh Al-Quran secara keras.[12] Yang menarik, bahwa Al-Quran bahkan jika membangun masjid dengan maksud untuk selain agama maka hal itu akan dipertanyakan.[13] Dari sisi lain, Tuhan akan mengazab dan membinasakan dalam waktu dekat bagi orang-orang yang membangun bangunan-bangunan yang sangat mencolok atau sangat mentereng[14] sehingga tidak akan ada anggapan bahwa dengan menggunakan seni untuk memperkuat bangunan, maka hala itu akan membuatnya aman dari kemarahan Tuhan.[15] Dengan mencermati semua ayat ini, apakah kesimpulan yang dapat kita petik? Apakah pada akhirnya Islam setuju dengan seni untuk membangun konstruksi ataukah justru tidak menyetujuinya. Dalam menjawab pertanyaan ini kita tidak boleh berharap bahwa Islam memberikan pendapat positif atau negatif terkait dengan satu per satu seni. Islam menerangkan kriteria-kriteria globalnya dan kesenian itu sendiri yang harus menyesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan. Setelah sampai kepada pengklasifikasian ini, sebagian tema yang dapat dijadikan pegangan bagi para pecinta seni akan kami jelaskan sebagai berikut Para Nabi dalam setiap periode, memiliki mukjizat dalam hal seni yang umum berkembang pada zamannya yang ditampakkan secara sangat baik dan bagus. Nabi Musa As memiliki tongkat yang berubah menjadi ular. Nabi Isa As bisa menghidupkan orang yang mati menjadi hidup dan dengan membuat burung dari tanah dengan ijin Tuhan, beliau merubahnya menjadi makhluk hidup. Nabi Muhammad Saw membawakan Al-Quran dimana pada masa itu, seni syair dan adab sedang berada pada puncaknya dan tidak seorang pun yang mampu mengalahkannya. Semua ini, diperuntukkan bagi para nabi, di samping untuk membuktikan kenabiannya juga untuk mengalahkan kemampuan-kemampuan seni yang bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran dalam melawan kekuatan Allah yang tak terbatas. Ibnu Sikkit, menanyakan dalil perbedaan mukjizat para Nabi kepada Imam Ridha As. Beliau menjelaskannya sebagaimana yang telah diuraikan di atas.[16] Dalam berbagai riwayat, tetap terjaganya Al-Quran setelah berlangsung beberapa abad, dan kecintaan untuk membacanya bahkan setelah beberapa kali dibaca, menunjukkan adanya perbedaan seni manusia dan mukjzat samawi. [17] Berdasarkan penjelasan Al-Quran sendiri, diberitakan bahwa hingga hari kiamat tidak akan ada satu kitab pun yang akan menyamainya. [18] Harus dikatakan bahwa kitab yang dipenuhi oleh seni itu sendiri, maka ia tidak bisa menolak seni! Tentu saja, seni yang tidak diperuntukkan untuk melawan Tuhan dan ajaran para Nabi-Nya. Al-Quran tidak melarang untuk menggunakan kesenian dan seni-seni yang diciptakan [19] , bahkan dalam beberapa hal justru dianjurkan, [20] namun mereka yang berlaku berlebihan dalam menggunakan seni dan simbol-simbol keduniaan, maka mereka adalah orang-orang yang lalai dari Tuhan. Al-Quran pun mencela golongan manusia jenis ini [21] seperti kondisi yang menimpa Qarun yang mendapat adzab dan kemarahan Allah. [22] Harus diperhatikan bahwa Islam dan Al-Quran menilai manusia-manusia yang beriman memiliki kedudukan yang sangat tinggi sehingga mereka tidak akan sibuk dengan hal-hal yang tidak ada gunanya. Allah menilai bahwa salah satu karakteristik seorang Mukmin adalah menjauhi pekerjaan-pekerjaan yang tidak ada manfaatnya. [23] Oleh itu, seni yang mengandung nilai-nilai positif akan diterima oleh Islam, namun seni-seni yang hanya mengandung unsur menyia-nyiakan waktu dan bersenang-senang atau bahkan seni sebagai seni maka tidak akan diterima oleh Islam. Tidak boleh bahwa hanya karena sesuatu itu bernama seni, maka langsung mempelajarinya karena boleh jadi ketidakpantasan yang secara pasti berlawanan dengan nilai-nilai agama karena didalamnya mengandung nama seni! Salah satu kritikan Imam Khomeini Ra kepada Syah adalah diselenggarakannya “Festival Seni” di Syiraz yang diadakan oleh rezim despotik Syah Pahlavi atas nama seni yang memiliki tujuan untuk memerangi nilai-nilai tinggi agama. [24] Dalam penjelasannya beliau menyampaikan Pada rezim sebelumnya, isi semua perkara khususnya budaya dan seni, telah berubah. [25] Berdasarkan hal ini, sangatlah penting untuk memperhatikan poin ini bahwa dalam menjalankan aktivitas-aktivitas kesenian harus memperhatikan rambu-rambu syar’i dan harus memperhatikan seni digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam, harus memperhatikan pedoman-pedoman syar’i, dan jika tidak demikian, maka menurut Islam seni tidak akan diterima, apatah lagi seni yang bertujuan untuk menghancurkan prinsip-prinsip agama. Dari semua uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut pandangan umum, seni yang dibenarkan oleh Islam dan Al-Quran hanyalah seni-seni yang hanya menggunakan cara-cara yang dibenarkan, berkhidmat untuk tujuan mulia Ilahi dan agama yang sesuai dengan fitrah suci manusia dan segala macam seni yang telah disebutkan meskipun secara langsung juga tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran agama, maka hal itu tidak akan diterima oleh Islam dan agama. Mempelajari semua pesan Imam Khomeini Ra yang disampaikan kepada para seniman, juga merupakan hal yang patut diperhatikan bagi Anda untuk mengetahui pandangan Islam tentang seni.[26] [1] Qs Lukman [31] 6 "و من الناس من يشتري لهو الحديث ليضل عن سبيل الله" [2] Qs Yusuf [12] 3 "نحن نقص علیک احسن القصص ..." [3] Qs Ali Imran [3] 185; Al-Hadid [57] 20; Qs Ghafir [40] 39, ayat-ayat lainnya yang jumlahnya sangat banyak. [4] Qs Lukman [31] 20; Qs Syu’ara [26] 7; Qs Sajdah [32] 27; Qs Al-Ghasyiyah [88] 17-20. [5] Qs Lukman [31] 31. [6] Qs Al-An’am [6] 141; Qs Al-Nahl [16] 11. [7] Qs Thaha [20] 69; Anbiya [21] 98. [8] Qs Al-Baqarah [2] 127; Ali Imran [3] 96; Qs Taubah [9] 18; Qs Kahf [18] 21. [9] Qs Al-Nahl [16] 44. "و الله جعل لکم من بیوتکم سکنا" [10] Qs Al-Naml [27] 44 "قال انه صرح ممرد من قواریر" [11] Qs Qasash [28] 38; QS Al-Ghafir [40] 36 "و قال فرعون یا هامان ابن لی صرحا" [12] Al-Syu’ara [26] 128-130. [13] Qs Taubah [9] 107. "و الذین اتخذوا مسجدا ضرارا و کفرا و...". [14] Qs Al-Fajr [89] 5-9; Qs Al-A’raf [7] 74. [15] Qs Al-Fushilat [41] 15. [16] Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, Kafi, jil. 1, hal. 24, hadis 20, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Tehran, 1365 S. [17] Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, jil. 89, hal. 14, hadis 6, hal. 15, hadis 8, Muasasah al-Wafa, Beirut, 1414 H. [18] Ibid, hal. 16, hadis 15 berdasarkan surah al-Isra ayat 88. [19] Qs Al-A’raf [7] 32, "قل من حرم زینة الله ...". [20] Qs Al-A’raf [7]"خذوا زینتکم عند کل مسجد ...". [21] Qs Rum [21] 7. "یعلمون ظاهرا من الحیاة الدنیا و هم عن الآخرة غافلون". [22] QS Qashash [28] 76-83. [23] Qs Mukminun [23] 3. "و الذین هم عن اللغو معرضون" Demikian juga Qs Al-Furqan [25] 72. [24] Shahifah Imam, jil. 18, hal. 215. [25] Ibid, jil. 18, hal. 215. [26] Ibid, jil. 21, hal. 145. . 152 170 78 11 395 137 62 403